Danrem 044/ Gapo, dengan keberhasilan cetak sawah yang sertai dengan penerapan tekhnologi pengairan yang baik, dapat meningkatkan hasil pertaniannya
KAB OGAN ILIR, LiterasiDepokNews Senin 25 September 2017-
Bertempat di Desa Simpang Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemulutan Induk Kabupaten Ogan Ilir, Komandan Korem 044/Garuda Dempo Kolonel Inf Kunto Arief Wibowo, S.IP. didampingi Komandan Kodim 0402/OKI Letkol Inf Seprianizar, S.Sos. dan Kasi Intel Korem 044/Gapo Letkol Inf Ihsan melakukan peninjauan sawah yang telah menggunakan sistem irigasi dengan pompa air tenaga listrik, Minggu kemarin (24/9).
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan pendampingan yang dilaksanakan oleh Korem 044/Gapo beserta jajarannya (Kodim 0402/OKI) dalam meningkatkan dan mensukseskan LTT (luas tambah tanam) padi TA 2017 di wilayah Korem 044/Gapo atau wilayah Sumatera Selatan. Danrem 044/Gapo Kolonel Inf Kunto Arief Wibowo, S.IP. mengatakan bahwa kunjungannya ke wilayah Ogan Ilir ini untuk meninjau langsung persawahan yang dulunya merupakan lahan rawa lebak yang rawan kebakaran, dan kini sudah berubah menjadi lahan persawahan yang subur karena telah menggunakan tehnologi irigasi dengan sistem pompanisasi. “Salah satu upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan adalah salah satunya dengan memanfaatkan lahan menjadi sawah, selain tidak akan terjadi kebakaran lagi juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat” terang Danrem.
Lebih lanjut Danrem menyampaikan, dengan keberhasilan cetak sawah yang sertai dengan penerapan tekhnologi pengairan yang baik, dapat meningkatkan hasil pertaniannya seperti di wilayah Ogan Ilir ini, maka perlu untuk dicontoh ditempat lain. “Penerapan tehnologi pengairan sawah seperti ini dapat menjadi contoh di tempat lain”, pungkas Danrem.
Sementara itu Sukarta yang akrab dipanggil Bapak Buyung salah satu pemilik sawah mengatakan, bahwa penggunaan tehnologi pengairan dengan sistem pompa ini bermula dengan ide melihat lahan sawah yang dimilikinya merupakan lahan rawa lebak yaitu apabila musim hujam penuh dengan air dan tidak bisa ditanami, sedangkan dimusim kemarau air kering. “Dengan sistem pompa ini dimusim hujan air akan dipompo keluar areal sawah dan bila musim kemarau air akan dipompa masuk ke lahan sawah, sehingga sawah akan terus terjaga kondisi airnya”, terang Buyung.
Bapak Buyung juga menambahkan, setelah menggunakan sistem pompanisasi ini sawahnya yang semula hanya dapat menanam sekali dalam setahun dengan hasil tidak lebih dari 4 ton per hektare, kini dapat menanam tiga kali setahun dengan hasil rata-rata 6-7 ton per hektare, bahkan pernah mencapai 8,4 ton per hektare,. “Menggunakan pompa dengan kapasitas 37 KW atau setara dengan menghasilkan air 2.500 liter air per menit sudah cukup untuk mengatur air sawah seluas 100 hektare dan dimana di Pemulutan ini terdapat aliran sungai yang cukup besar sebagai penunjang kebutuhan air dimusim kemarau”, tambah Buyung. Selain itu Buyung juga menjelaskan, bahwa ditinjau dari segi biaya, jauh lebih murah dibanding menggunakan pompa diesel, karena bila dikalkulasikan dalam semusim biaya menghidupkan pompa air listrik cukup dengan 200 ribu rupiah per hektar, sedangkan menggunakan diesel ratusan liter minyak yang dibutuhkan.
Adapun untuk menetralisir air dipersawahan yang masam, telah diberikan bantuan pemberian Bios 44 dari Korem 044/Gapo yang berguna selain sebagai penetral air asam menjadi tawar, juga sebagai penyubur tanaman padi.( Pendam II/ Swj- Aji R)