Tantangan Global TQN Pondok Pesantren Suryalaya Dalam Perspektif Generasi Z dan Y
Oleh : Rahmat Budianto
Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya merupakan salah satu thoriqoh mu’tabarah yang memiliki sanad silsilah bersambung hingga Rasulullah SAW. Keberadaan TQN Suryalaya telah membawa pengaruh besar dalam perkembangan spiritualitas Islam, terutama dalam membimbing umat untuk mencapai keseimbangan antara syariat dan hakikat.
TQN Suryalaya berkembang pesat di bawah kemursyidan Pangersa Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifien ra. atau yang lebih dikenal sebagai Abah Anom.
Di bawah bimbingannya, TQN tidak hanya berkembang di Indonesia tetapi juga merambah hingga ke berbagai belahan dunia, termasuk Asia Tenggara, Asia, bahkan Eropa.
Pesantren ini didirikan oleh Syekh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad ra., yang mendapatkan sanad keilmuan TQN dari Syekh Tholhah Kali Sapu, Cirebon.
Seiring dengan perkembangan zaman, pendekatan dan metode dakwah TQN Suryalaya menghadapi tantangan baru, terutama dalam menyentuh hati Generasi Y (Milenial) dan Generasi Z yang tumbuh dalam era digital.
Dinamika TQN Suryalaya di Era Digital
Generasi Y (kelahiran 1981-1996) dan Generasi Z (kelahiran 1997-2012) dikenal sebagai generasi yang sangat akrab dengan teknologi. Oleh karena itu, pendekatan tradisional dalam menyebarkan ajaran thoriqoh menghadapi tantangan untuk beradaptasi dengan pola komunikasi modern.
Penyebaran Dakwah Melalui Media Sosial
TQN Suryalaya kini memanfaatkan berbagai platform digital seperti YouTube, Instagram, Facebook, dan TikTok untuk menyebarkan nilai-nilai spiritualitas Islam.
Video ceramah, podcast, serta konten edukatif menjadi sarana efektif dalam menyampaikan ajaran thoriqoh kepada generasi muda yang lebih banyak mengonsumsi informasi melalui media digital.
Penggunaan Aplikasi dan Platform Digital
Beberapa komunitas pengamal TQN telah mengembangkan grup WhatsApp, Telegram, serta website resmi sebagai media interaksi dan kajian keagamaan.
Adanya aplikasi yang berisi wirid, doa-doa thoriqoh, serta kajian kitab menjadi inovasi dalam mendekatkan nilai-nilai sufisme kepada generasi muda.
Pendidikan dan Kajian Islam Interaktif
Pesantren kini menawarkan kajian daring bagi mereka yang ingin mendalami thoriqoh namun memiliki keterbatasan jarak.
Generasi Z yang lebih suka model pembelajaran interaktif juga mulai diperkenalkan dengan webinar, diskusi daring, dan kelas virtual mengenai ajaran TQN.
Tantangan dan Peluang
Meskipun TQN Suryalaya telah beradaptasi dengan era digital, terdapat beberapa tantangan dalam menyampaikan ajaran tasawuf kepada Generasi Y dan Z, di antaranya:
Minimnya pemahaman tentang tasawuf:
Banyak generasi muda yang belum memahami esensi ajaran tasawuf dan seringkali menganggapnya sebagai ajaran yang sulit dipahami.
Persaingan dengan konten digital lain:
Dalam era serba cepat, konten dakwah harus bersaing dengan hiburan digital lain yang lebih menarik perhatian generasi muda.
Adaptasi metode dakwah:
Pendekatan yang lebih dialogis dan interaktif perlu dikembangkan agar sesuai dengan pola pikir generasi muda yang lebih kritis.
Namun, di balik tantangan ini, terdapat peluang besar bagi TQN Suryalaya untuk semakin berkembang:
Semakin banyaknya generasi muda yang mencari ketenangan spiritual di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan.
Adanya platform digital yang dapat menjangkau lebih banyak orang tanpa batasan ruang dan waktu.
Kemudahan akses informasi tentang TQN bagi generasi muda yang ingin mendalami tasawuf secara lebih mendalam.
TQN Pondok Pesantren Suryalaya memiliki potensi besar dalam membimbing generasi Y dan Z untuk memahami nilai-nilai tasawuf yang berlandaskan syariat Islam.
Dengan pendekatan yang inovatif dan pemanfaatan teknologi digital, ajaran TQN dapat terus berkembang dan relevan di era modern.
Ke depan, diperlukan sinergi antara ulama, akademisi, dan komunitas digital untuk memastikan bahwa dakwah TQN tetap menjangkau dan membimbing generasi muda dalam menemukan jalan spiritual di tengah derasnya arus informasi dan budaya global.
Artikel ini telah di Tayangkan di Kompasiana