Pengajian MT Balwan Depok : Kajian Bab Toharoh dan Pentingnya 3 Komponen Utama Rukun Iman 

Pengajian MT Balwan Depok : Kajian Bab Toharoh dan Pentingnya 3 Komponen Utama Rukun Iman

SumberLima.com , DEPOK- Kajian rutin Majelis Taklim Balai Wartawan Kota Depok kali ini masuk pada kajian episode ke tiga, pengajian diawali dengan pembacaan surat Yasin dan Tahlil untuk keluarga besar jamaah MT. Balai Wartawan yang dipimpin oleh Ust. Salwani, serta tazkiyatun nufus oleh Ust. Rahmat Budianto ceramah agama oleh ust. Syahrudin El fikri wartawan Media Republika. Kamis (27/9) 2024.

Dalam Kajian nya ust. Rahmat Budianto yang juga pimpinan redaksi media sumberlima.com , bersumber dari penjelasan muqadimah pelajaran ilmu kalam karangan Prof. Dr. Rojaya MAg. Bahwa mempelajari ilmu kalam adalah salah satu dari tiga komponen utama rukun iman , ketiga komponen itu yang pertama adalah thusqun bi lisan (menyampaikan dengan lisan) yang kedua Amalun bi al karni (amal dengan rukun rukun nya) yang ke tiga tasdiiqun bi qalbi (membenarkan dengan hati) . di mana para ulama terdahulu telah melakukan kajian secara mendalam .

berdasarkan itu maka terkait dengan ilmu kalam (tauhid) ilmu fiqih, dan ilmu tasawuf sebagai komponen utama untuk menambah kukuh nya iman perlu untuk dipelajari. Kata Ust Rahmat Budianto.

Lebih lanjut dijelaskan , Masyarakat kita khususnya di pulau jawa dalam melaksanakan amaliah ibadah baik wajib , fardu dan sunah bersandar pada imam Syafeii imam Malik imam Ahmad dan imam Hambali, dimana sebenarnya imam Malik adalah guru dari imam Syafeii , Imam Ahmad dan imam Hambal adalah murid dari imam Syafei , yang sebenarnya imam Syafei adalah Ahlul bait dari Rosulullah SAW bermuara dari datuknya nyaitu Abdu Manaf . jelas ust Rahmat Budianto.

Jadi siapapun Imam dan mahzab nya dari 4 orang tersebut yang kita ikuti semua nya adalah baik karna semua bersanad kepada Rosulullah SAW , ungkapnya.

Di katakan nya, Selain Toharoh (bab mensucikan) yang di jelaskan dalam kitab fiqih suci harus lahir dan batin , sebagaimana mensucikan lahir dengan tuntunan fiqih maka mensucikan batin atau ruh (tazkiyatun nufus) juga berdasarkan dengan ilmu fiqih dan harus di tuntun diajarkan oleh seorang Mursyid yang kamil mukamil (sempurna menyempurnakan).

Alhamdulilah , jamaah MT Balwan sebagian sudah mengambil talqin zikir dari Syekh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifien di pondok pesantren Suryalaya melalui Drs. KH Sandisi, semoga bisa diamalkan dengan sebaik baiknya karna jamaah sudah menjadi ikhwan dan telah memiliki alat untuk membersihkan hati , sesuai hadisnya Inna likuli syaein syikolat wa syikolatu kulubu zikrulah artinya sesungguhnya tiap sesuatu ada alat pembersihnya , alat pembersih hati adalah Ingat kepada Allah, terang nya.

Ust. Rahmat mengatakan, Bersyukurlah bagi jamaah yang telah mengambil pelajaran zikir (talqin zikir ) dari pontren suryala karena telah memiliki alat pembersih , itulah karunia Allah yang besar dan wajib di syukuri dengan mengamalkan sebaik baiknya sesuai tuntunan guru kita semua yaitu Pangersa yang mulia Abah Anom RA.

Sementara itu Ust. Syahrudin El Fikri dalam tausiahnya menguraikan terkait bab toharoh
dalam tausiyah tersebut menekankan bahwa seseorang akan sehat ketika berwudhu dengan baik dan benar.

Lebih lanjut ust. Syahrudin memaparkan bahwa setiap manusia punya kesalahan dan kekhilafan. Tak ada satu pun manusia yang luput dari kesalahan tersebut. Dalam sebuah hadits dikatakan, “manusia itu tempatnya salah dan khilaf.”

Karena menjadi tempat salah, maka sudah seharusnya manusia itu membersihkan dirinya sehingga ia menjadi orang-orang yang suci atau bersih. “Untuk membersihkan diri itu perlu dua cara, cara lahir dan cara batin,” kata Ustadz Syahruddin El Fikri.

Hadir dalam kegiatan kajian Rutin MT Balwan ini puluhan jamaah serta para wartawan yang tergabung dalam MT. Balai Wartawan Kota Depok, baik senior maupun jurnalis junior dari berbagai media massa di Depok.

Ust . Syahrudin yang juga seorang penulis buku dengan judul ‘Sehat dengan Wudhu’ ini menambahkan, ada najis atau hadats yang tidak cukup hanya dibersihkan dengan istinja’, ada pula hadats atau najis yang tidak bisa dibersihkan dengan wudhu dan tayamum, bahkan ada hadats atau najis yang hanya mampu dibersihkan dengan mandi. “Bukan mandi biasa, tetapi mandi besar atau janabat,” terangnya.

Cara lahir tersebut, kata Ustadz Syahruddin, hanya untuk membersihkan kesalahan atau kotoran lahir. Sedangkan untuk membersihkan kesalahan batin, harus dengan cara batin. Bagaimana caranya? “Di antara caranya adalah dengan bertaubat dan memperbanyak istighfar kepada Allah SWT,” ujar Ustadz Syahruddin yang juga jurnalis senior ini.

“Tidak akan diterima ibadah shalat seseorang, jika dia tidak berwudhu,” ungkapnya.

Bagaimana cara berwudhu dengan baik dan benar menurut syariat Islam dan mendapatkan makna sehat? Ustadz Syahruddin menyampaikan pentingnya meratakan air ke seluruh anggota wudhu. Dan meratakan air ke seluruh anggota wudhu perlu sentuhan tangan serta memberikan penekanan pada kulit.

Ia menyebutkan, kulit yang sering tersentuh, khususnya dengan air wudhu, maka ia akan terlihat awet muda dan penuh cahaya. Cara penekanan yang dilakukan dengan metode tapping (ditekan). “Banyak orang berwudhu, tapi asal basah, padahal air belum merata,” kata dia.

Karena itu, Syahruddin mengajak jamaah MT. Balwan memperbaiki diri saat berwudhu sehingga shalatnya akan diterima Allah SWT. “Sebagus apapun shalat kita, dan sesempurna apapun shalat yang dikerjakan, namun wudhunya rusak atau tidak sempurna, maka shalatnya tidak akan diterima Allah SWT,” ungkapnya.(SL5).

 

Exit mobile version