Menuju Seratus Hari Kerja Wali Kota Baru Depok: Langkah Awal Menuju Kota Inklusif

Menuju Seratus Hari Kerja Wali Kota Baru Depok: Langkah Awal Menuju Kota Inklusif

Oleh : Rahmat Budianto

Tahun 2025 menjadi momen penting bagi warga Depok. Setelah melalui proses demokrasi yang dinamis, harapan baru pun lahir bersama pasangan Wali Kota Supian Suri dan Wakil Wali Kota Chandra Rahmansyah.

Pelantikan keduanya bukan hanya seremoni pergantian kekuasaan, melainkan awal dari sebuah komitmen untuk menghadirkan pemerintahan yang lebih terbuka, responsif, dan berpihak pada rakyat.

Dalam hitungan hari, keduanya langsung bergerak cepat—membawa visi kota yang inklusif, modern, dan berdaya saing ke tengah-tengah realitas kehidupan warga.

Seratus hari pertama menjadi cermin awal: ke mana arah kebijakan dibawa, dan bagaimana janji kampanye mulai diwujudkan.

Wali Kota Depok Dr. Supian Suri M.M dan Wakil Wali Kota Chandra Rahmansyah S.Kom

Depok memasuki babak baru kepemimpinan pada awal 2025. Setelah resmi dilantik pada bulan Februari, pasangan Wali Kota Supian Suri dan Wakil Wali Kota Chandra Rahmansyah langsung tancap gas menjalankan roda pemerintahan. Seratus hari pertama bukan sekadar penyesuaian jabatan, tetapi menjadi penanda arah dan warna pemerintahan lima tahun ke depan.

Dengan latar belakang birokrasi mumpuni, Supian Suri memilih langkah cepat namun terukur. Hari-hari pertama diwarnai dengan konsolidasi internal bersama para kepala dinas dan camat. Ia menekankan pentingnya reformasi pelayanan publik, menempatkan warga sebagai subjek pembangunan.

Salah satu gebrakan awal adalah pembukaan Kantor Layanan Publik Terpadu (KLPT) di empat kecamatan padat penduduk, yang mengintegrasikan layanan kependudukan, perizinan, dan aduan masyarakat. Langkah ini mendapat sambutan antusias, terutama dari kalangan pelaku UMKM yang selama ini mengeluhkan rumitnya birokrasi.

Di sisi lain, Wakil Wali Kota Chandra Rahmansyah membawa energi muda ke dalam dinamika pemerintahan. Ia fokus pada penguatan literasi digital dan pendidikan vokasi. Program “Satu Rumah, Satu Sarjana” yang digagasnya mulai dikenalkan melalui sosialisasi masif ke kelurahan-kelurahan.

Dalam 100 hari, Pemerintah Kota Depok juga memulai audit infrastruktur perkotaan, menyoroti titik-titik kemacetan kronis di Margonda, Sawangan, dan Cinere. Lewat kolaborasi dengan Kementerian Perhubungan, perencanaan penataan simpul lalu lintas dipercepat untuk dieksekusi pada tahun pertama kepemimpinan.

Transparansi anggaran menjadi sorotan lain dalam 100 hari ini. Supian-Chandra meluncurkan portal daring “Depok Terbuka,” sebuah platform real-time yang menampilkan penggunaan APBD hingga progres pembangunan di tiap dinas.

Seratus hari kepemimpinan ini bukan tanpa kritik. Sejumlah aktivis lingkungan menagih janji kampanye tentang penataan kawasan resapan air dan pengendalian sampah. Namun, Wali Kota meresponsnya dengan meluncurkan pilot project “Kampung Hijau Mandiri” di wilayah Bojongsari dan Tapos.

Warna kolaborasi tampak jelas. Pemerintah Kota melibatkan perguruan tinggi, ormas, hingga komunitas warga dalam menyusun cetak biru pembangunan partisipatif. “Depok untuk Semua” bukan sekadar slogan, tetapi mulai terasa sebagai arah kebijakan.

Dengan semangat reformasi pelayanan, dorongan digitalisasi, dan partisipasi publik, 100 hari pertama Wali Kota dan Wakil Wali Kota baru ini menjadi fondasi harapan. Depok, perlahan namun pasti, menata langkah menuju kota inklusif yang ramah, berdaya, dan terbuka.

Periode April–Juni 2025: Melanjutkan Langkah Inklusif

Memasuki kuartal kedua tahun 2025, Pemerintah Kota Depok melanjutkan komitmennya dalam membangun kota yang inklusif dan berdaya saing. Beberapa program strategis yang dijalankan meliputi:

Revitalisasi Infrastruktur Pendidikan: Melanjutkan program perbaikan sarana pendidikan, pemerintah kota fokus pada renovasi sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan sedang hingga berat, dengan target penyelesaian 50% dari total sekolah yang teridentifikasi membutuhkan perbaikan.

Pengembangan UMKM dan Ekonomi Kreatif: Pemerintah kota meluncurkan program pelatihan dan pendampingan bagi pelaku UMKM, dengan tujuan meningkatkan daya saing dan mendorong produk lokal untuk menembus pasar nasional.

Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan: Puskesmas-puskesmas di seluruh kota diperkuat dengan penambahan tenaga medis dan peningkatan fasilitas, guna memastikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas: Program “Kampung Hijau Mandiri” diperluas ke beberapa kelurahan lainnya, dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sampah dan penghijauan lingkungan.

Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja: Balai Latihan Kerja (BLK) terintegrasi mulai beroperasi di beberapa kecamatan, menyediakan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja dan pekerja yang ingin meningkatkan kompetensinya.

Menuju Seratus hari pertama kepemimpinan Supian Suri dan Chandra Rahmansyah menjadi titik tolak penting bagi wajah baru Kota Depok. Meski jalan panjang masih terbentang, pijakan awal yang mereka bangun menunjukkan arah yang jelas: kolaboratif, inklusif, dan berbasis pelayanan.

Tantangan demi tantangan akan terus hadir, namun dengan keberanian untuk berbenah dan tekad memperbaiki, harapan masyarakat akan Depok yang lebih ramah, adil, dan maju bukan sekadar mimpi. Kini, masyarakat menanti konsistensi dan keberlanjutan. Sebab perubahan sejati, hanya bisa lahir dari komitmen yang terus dijaga dan kerja nyata yang tak pernah surut.

Exit mobile version