Gunteng Kerukunan FKUB Kota Depok: Kita Sama-Sama Anak Bangsa

Gunteng Kerukunan FKUB Kota Depok: Kita Sama-Sama Anak Bangsa

sumberlima.com. DEPOK – Dalam semangat persatuan, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Depok, KH Abdul Gani, mengingatkan kita akan sebuah pesan mendalam: Ketika agama, suku, ras, atau kedaerahan tak mampu menyatukan, ada satu hal yang pasti—kita semua adalah anak bangsa Indonesia. Pesan ini disampaikan pada acara Gunteng Kerukunan FKUB di Rumah Budaya Kota Depok, Pancoran Mas. Rabu (22/1) 2025.

Acara ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan kembali makna kerukunan, toleransi, dan bagaimana masyarakat Kota Depok dapat terus memperkuat persatuan di tengah perbedaan.

Kerukunan dan Toleransi: Perspektif Baru

Chandra Rahmansyah, Wakil Wali Kota Depok terpilih, dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya memahami perbedaan antara kerukunan dan toleransi. Ia menjelaskan:

“Kerukunan adalah keadaan yang aman dan tidak kacau, sementara toleransi adalah sifat menerima perbedaan.”

Ia juga mengajak masyarakat untuk melihat lebih dalam apakah kerukunan yang terwujud di Depok lahir dari sifat toleran warganya, atau dari faktor demografi, seperti lokasi yang dekat dengan Jakarta dan tingkat pendidikan masyarakat yang relatif tinggi.

“FKUB harus menjadi forum kritis dalam mewujudkan Depok sebagai kota yang toleran,” tegasnya.

Target Indeks Kerukunan Toleransi (IKT)

Sejalan dengan pergantian pemerintahan di Depok, KH Abdul Gani menegaskan bahwa persepsi kerukunan perlu disesuaikan dengan target Indeks Kerukunan Toleransi (IKT) yang lebih tinggi. Melalui kolaborasi dengan 18 lembaga keagamaan yang hadir, FKUB bertujuan memberikan masukan strategis kepada pemerintah baru untuk mencapai target tersebut.

Linda Ratna Nurdianny , Kepala Kesbangpol Kota Depok, menambahkan bahwa pengukuran IKT dilakukan berdasarkan tiga dimensi utama: kesetaraan, kerja sama, dan toleransi.

“Hasil survei menunjukkan tingkat kerukunan di Depok cukup tinggi, meskipun dimensi toleransi perlu ditingkatkan,” jelas Linda.

Kolaborasi Antaragama

Dalam forum ini, FKUB juga menekankan pentingnya komunikasi dan kolaborasi antar lembaga keagamaan. Menurut KH Abdul Gani, 18 lembaga yang terlibat diharapkan dapat saling mengenal lebih baik dan bekerja sama untuk menciptakan harmoni yang berkelanjutan.

“Dalam fakta kehidupan sehari-hari, kita sering berkumpul dan hidup rukun meskipun berbeda agama. Ini menjadi bukti nyata kerukunan di Depok,” ungkap KH Abdul Gani.


Menuju Pemerintahan yang Inklusif

Chandra Rahmansyah memastikan bahwa pemerintahan baru akan menerapkan pendekatan inklusif yang merangkul semua elemen masyarakat.

“Inklusivitas harus menjadi bagian dari sifat toleran. Kita perlu memahami toleransi secara luas, tanpa mempersempit artinya,” ujarnya.

Acara ini menjadi pengingat bahwa kerukunan dan toleransi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, FKUB, dan lembaga keagamaan, Kota Depok dapat terus menjadi contoh harmoni di tengah keberagaman. (RahmatSL5)