Bumi Sudah Mendidih, Selamatkan Bumi Selamatkan Generasi

Foto : Ilustraai pexels

Loading

Bumi Sudah Mendidih, Selamatkan Bumi Selamatkan Generasi

Foto : Ilustraai pexels

Bicara lingkungan sama dengan bicara di mana kita hidup, berdasarkan pernyataan dari aktifis senior Green peace Indonesia pada acara seminar HPN 2024 dengan menggali tema Selamakan Planet Bumi dengan Penerapan ESG . Masih dalam rangkaian perhelatan HPN yang di gelar di Ancol Jakarta , Minggu (17/2) 2024 . Suhu bumi saat ini telah mencapai ambang batas di angka 0,2 %° C , Pernyataan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bahwa bumi sudah mendidih.

“Dengan menyelamatkan bumi berarti kita menyelamatkan generasi yang akan datang.”

Penerapan Sistem Enviromental Social and Government (ESG) di yakini sebagai salah satu jalan atau solusi mengatasi panas bumi yang setiap tahun semakin meningkat, di tahun ini 2023-2024 panas bumi bukan hanya semakin panas akan tetapi sudah mendidih. Sumber akar permasalahan dari persoalan panas bumi yang kita alami saat ini dimana dampak nya sangat besar bagi keberlangsungan kehidupan manusia dan planet bumi secara keseluruhan. Baca Juga : Setelah Ada IKN Hidup di Jakarta Sedikit Lebih Tenang?

Dampak akibat dari panas bumi saat ini adalah semakin menipisnya kandungan Air dalam lapisan tanah berkurangnya oksigen akibat hilangnya mikoriza pada lapisan atmosfir akibat eksploitasi lingkungan hijau secara besar besaran yang terjadi akibat pembangunan pada setiap wilayah di Indonesia.

Suhu yang semakin panas ini bukan saja di rasakan oleh masyarakat Indonesia saja akan tetapi negara lain juga merasakan hal yang sama , berdasarkan hasil study bahwa negara tetangga seperti Thailand mengalami suhu panas di siang hari mencapai 40°C bisa di bayangkan jika suhu panas semakin meningkat akan mengancam keberlangsungan kehidupan planet bumi.

Akibat dari panas bumi menimbulkan berbagai bencana alam dan kemanusiaan kekeringan wabah penyakit seperti eksistensi populasi nyamuk DBD kebakaran hutan akibat lahan gambus yang mudah terbakar, berkurangnya kandungan air di dalam tanah yang berdampak pada kelangsungan kehidupan manusia. kunjungi : HPN 2024 PWI Kota Depok, Kadiskominfo Pers Mitra Kritis dan Konstruktif Bagi Pemerintah

ESG merupakan jalan tengah agar dunia usaha memiliki prinsip yang jelas terhadap tata kelola lingkungan sebagai standar kebijakan regulasi yang digunakan untuk menyaring investasi , diyakini dapat menekan kerusakan ekosistem akibat pembangunan yang dilakukan, Pasalnya kelestarian lingkungan menjadi tanggung jawab kita semua.

Enveromental : Tata kelola lingkungan Industri , seperti pengelolaan bahan kayu, kelapa sawit termasuk lahan gambut dengan mencegah terjadinya kebakaran hutan
Sosial : Pencegahan antisipasi dini konflik lingkungan kelompok masyarakat adat dengan perusahaan
Government : Hampir semua perusahaan berpraktik dengan cara yang rumit padahal pemerintah telah mengeluarkan kebijakan terkait kepemilikan manfaat Koorperasi

Menurut hasil kajian Green Peace yang di sampaikan oleh Senior Grand Peace Indonesia Syahrul Fitra pada seminar tersebut , Fitra mengatakan, bahwa belum ada perusahaan yang benar benar memaksimalkan ESG secara Masif, dampak dari buruknya penerapan ESG di Indonesia menimbulkan ke engganan investor seperti Ilon Mask, Tesla untuk melakukan investasi Nikel di Indonesia.

Tata kelola lingkungan industri harus mempertimbangkan keberadaan mikoriza yang melakukan simbiosis mutualisme dengan tumbuhan sehingga tugas mikoriza mengikat Co2 di lapisan atmosfir dapat maksimal di mana karbon Co2 ini yang mengakibatkan suhu panas semakin meningkat , hal ini berdasarkan hasil study Profesor Dr. Ir Nafia dan tim seorang peneliti dari ITB jika tumbuhan berkurang mikoriza juga berkurang.

Terkait hal itu kementrian PUPR dan Kementrian BUMN melaksanakan program penanaman sejuta pohon dengan bibit pohon mangruf dan jenis pohon lainnya guna menyelamatkan planet bumi dengan memunculkan mikoriza sebagai unsur peredam tingginya Karbon Co2 agar panas bumi tidak mendidih sehingga cita cita Indonesia Emas pada 2045 bisa terwujud , di mana lingkungkan juga berdampak pada arah dan tujuan nasional. (Rahmat Budianto).

Exit mobile version