Memaknai HUT RI ke78 Dalam Dikotomi Sejarah dan Budaya Lokal di Tengah Masyarakat

Loading

Memaknai HUT RI ke78 Dalam Dikotomi Sejarah dan Budaya Lokal di Tengah Masyarakat

Oleh : Rahmat Budianto Jurnalis dan Pemerhati Situs Sejarah dan Budaya Kota Depok

Foto : Ilustrasi (dok.SL5)

sumberlima.com, DEPOK- Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Indonesia yang ke78 tahun kali ini dengan tema Terus Melaju Untuk Indonesia Maju adalah sebuah Harapan sekaligus cita cita luhur seluruh elemen bangsa dalam menghadapi tantangan Global menuju Indonesia Emas di mana diprediksikan bahwa negara Indonesia akan bertransformasi menjadi sebuah negara ekonomi ke 5 terbesar dunia, sesuai dengan yang di katakan dalam pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam sidang tahunan di Gedung MPR RI (16/8) 2023 yang baru lalu.

Di katakan oleh presiden bahwa semua element bangsa dari aparatur negara termasuk didalamnya lembaga pemerintah dan swasta baik TNI Polri tak terkecuali masyarakat Indonesia seluruhnya harus bersatu padu guna mewujudkan cita cita bangsa Indonesia yang mulia tersebut, untuk itu Joko Widodo sebagai presiden mengucapkan ribuan terimakasih kepada seluruh elemen bangsa sampai kepada masyarakat terkecil atas partisipasi capaian negara Indonesia saat ini.

Kesimpulan yang penulis dapatkan ada satu hal menarik dari pidato presiden tersebut dimana secara pribadi presiden menyatakan bahwa dinamika yang terjadi terkait dangan kritikan pedas yang diterimanya sebagai seorang pemimpin negara (Presiden) beliau mengatakan menerima saja meskipun terlontar kalimat terkait kritikan tersebut bahwa kata kata yang di ucapkan oleh yang terkait adalah sebuah kalimat yang kurang pantas ( kurang adab) , Indonesia sebagai negara demokrasi namun jangan menjadi demokrasi yang kebablasan, menurut ukuran bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki adab yang luhur sesuai tercantum didalam butir butir nilai pancasila. Sebagai sebuah negara demokrasi pancasila negara Indonesia jelas menuangkan dalam pedoman dan penghayatan pengamalan dari butir butir nilai pancasila tersebut.

Kembali kepada judul tulisan di atas yaitu bagaimana masyarakat kita dapat memaknai HUT RI ke78 di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara dalam lingkup yang paling terkecil, bahwa Dikotomi dalam sejarah dan budaya lokal ditengah tengah masyarakat lapisan bawah saat ini sangat jelas nampak terlihat antara golongan intelektual akademisi dengan kaum awam warga lokal yang kurang memahami bahwa sejarah dan budaya adalah cikal bakal sebuah peradaban yang menjadi dasar bagi sebuah bangsa yang besar. Maka untuk itu pemerintah wajib melakukan sebuah pencerahan dengan melakukan tindakan dan upaya yang riil guna meluruskan sejarah dan budaya lokal yang telah keluar dari alur yang sebenarnya.

Terkait Sejarah dan Budaya lokal di Kota Depok banyak bermunculan situs situs budaya yang memang aslinya (dahulu) telah ada sebagai jejak dari sebuah sejarah peradaban dan situs budaya yang baru bermunculan yang membuat gamang pikiran kita pada saat mereka (golongan awam) tanpa menggunakan di siplin ilmu yang harus dimiliki terlebih dahulu sehingga mengakibatkan melenceng nya sebuah sejarah dari rel yang sesungguhnya dimana hal itu dapat mengakibatkan kebohongan publik terkait dengan sebuah sejarah dari situs situs budaya yang ada.

Sesuai harapan presiden dalam pidato kenegaraan pada hut RI ke 78 bahwasanya mari kita bersatu padu pada setiap elemen ditiap tingkatan guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang Adil sejahtera, masyarakat yang cerdas sesuai tuntunan sehingga mampu berkiprah baik di level Nasional maupun Internasional.

Semoga bermanfaat.

Exit mobile version