Diskusi Kebangsaan Lintas Agama: Membangun Hubungan yang Harmonis Antar Umat Beragama

Loading

LiterasiDepokNews.com
DEPOK- Menyambut Pesta Demokrasi, 17 April 2019 mendatang dan demi terwujudnya masyarakat yang aman, damai dan tertib, Seksi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAAK) Dewan Pastoral Paroki (DPP) St. Herkulanus bekerjasama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Depok, Sabtu (02/03/2019) di Ruang Serba Guna Gereja Katolik Paroki St. Herkulanus Depok Jaya. Kegiatan Diskusi Kebangsaan Lintas Agama kali ini, dengan tema: “Membangun Hubungan yang Harmonis Antar Umat Beragama”. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) adalah wadah yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Provinsi / Kabupaten / Kota bersama Kementerian Agama.
Diskusi Kebangsaan Lintas Agama ini menghadirkan narasumber, antara lain: Gus Ulil Abshar Abdala (Cendekiawan Muslim), I Nyoman Budastra, SH (FKUB Kota Depok), Handoyo Budhi Sejati, SH (Ketum Vox Poin Indonesia), Peter Lesmana (Malakin), dan Hendrik Tangke Allo, SSos (Ketua DPRD kota Depok) dengan moderator JB Djoko Suhono dihadiri sekitar 50 perwakilan yang terdiri dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB),  Nahdlatul ‘Ulama (NU), tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, ormas Garda Patriot NKRI, & umat Katolik Paroki St. Herkulanus.
Dalam sambutannya, Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna mengatakan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang beretika, beragama. Pesta Demokrasi adalah hal yang biasa dalam rangka memilih siapa pemimpin bangsa kita.
“Untuk itu, kita sepakat kita perangi itu berita-berita ataupun informasi yang sumbernya tidak jelas atau kita sebut juga Hoax,” tegas Pradi Supriatna.
Sementara bagi Nahdlatul ‘Ulama (Kebangkitan ‘Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), “membangun hubungan yang harmonis kepada sesama”, sudah selesai. Artinya bagi NU, saya mewakili NU, NU paling siap untuk hidup berdampingan dengan siapapun. Maka alangkah baiknya forum-forum kebangsaan seperti ini dilakukan terus menerus dan undangannya ditambah, mungkin dari FPI. Artinya agar mereka tidak merasa tidak dilibatkan. Karena sebuah perbedaan tidak bisa dipungkiri. Demikian sambutan Ustad Junaidi mewakili PCNU Kota Depok.
“Jadi intinya, kami, PCNU, sangat senang sekali dengan acara ini. Kita bisa diskusi. Kita bisa hidup berdampingan dalam rangka kebangsaan Indonesia Raya,” ujar Ustad Junaidi.
Perjumpaan adalah suatu yang dengan tidak hanya hasilnya kita pikirkan dan kita bicarakan, tetapi dari pertemuan ini kita bisa merasakan bersama. Dan dari ini memberikan suatu inspirasi bagi kita semua bahwa harmonis itu membawa kebahagiaan. Harapannya bahwa keharmonisan ini selalu kita upayakan setiap hari, setiap saat, dan sampai kapan pun. Demikian sambutan Pastor Paroki Gereja Katolik St. Herkulanus Depok Jaya RD. Aloysius Tri Harjono.
“Maka semoga untuk perjumpaan pertemuan kita pada pagi hari ini memberikan inspirasi, semangat baru bagi kami, umat Katolik khususnya, untuk ikut ambil bagian dalam pencipta keharmonisan serta dalam bernegara dan berbangsa, sebab Pesta Demokrasi adalah pesta untuk suatu yang lebih baik dari kebaikan bersama,” kata Pastor Tri.
Adapun tujuan dari acara ini adalah untuk menyelaraskan nada dalam bernegara dan berbangsa, karena yang penting yang sangat kita butuhkan saat ini adalah bagaimana keutuhan bangsa ini ke depannya menjadi lebih baik. Demikian penjelasan Ketua Panitia Pelaksana Agustinus Tri Usodo saat diwawancarai sebelum acara diskusi dimulai.
“Karena kita tahu bahwa saat ini ada kegelisahan-kegelisahan diantara kita. Untuk itu, kita bersama pikirkan mencari kesamaan menyelaraskan nada dalam berbangsa dan bernegara,” ujar Tri Usodo.(Dani P).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *