UMKM  

Kelompok Usaha Bersama Pedagang Kaki Lima Nurussalam Dukung Program Pemkot Depok

Loading

Ketua PWRI DPC Kota Depok sekaligus sebagai pembina KUBE Karya Abadi dan pendiri Komunitas GenSipitoeng Rahmat Budianto saat memimpin rapat pedagang jalan Beringin dua RW 12 Beji, Rabu tgl 28/11/2018,

 

DEPOK, Beji – LiterasiDepokNews.Com
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Karya Abadi , pedagang kaki lima yang berlokasi arah barat samping masjid Nurussalam jalan beringin dua keramat beji , sepakat membongkar kios yang digunakan untuk berjualan sehari hari dengan suka rela, Hal itu dilakukan setelah ada kesepakatan secara lisan antara Kabid trantibum bapak Kusumo dengan pembina pedagang Rahmat Budianto pada hari senin tgl (26/11), guna mendukung progran pemerintah kota Depok dalam penataan dan pengelolaan Destinasi Situs Sejarah Budaya Mbah Raden Wujud Beji.

 

Kios warung yang berdiri sejak tahun 20017 oleh pelopor pendiri KUBE Karya Abadi Rahmat Budianto telah berhasil mengangkat kesejahteraan para anggotanya itu akhirnya dengan suka rela harus di bongkar. Rabu 28/11/2018.


Menurut ketua KUBE Karya Abadi Rahmat Budianto dilokasi kepada awak media ini menuturkan,”Kios ini dibangun dengan menggunakan Dana pribadi masing masing pemilik , saat itu tahun 2007 saya sebagai Wakil ketua Satu KNPI kecamatan Beji mendapat ijin secara lisan untuk pemanfaatan lahan tidur yang dapat diberdayakan guna meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, atas kesepakan bersama pembongkaran kios ini diberikan tengat waktu sampai akhir Desember tahun ini, Ungkapnya.

Menurut Rahmat , awalnya dilokasi kios ini sangat angker dan rawan bahkan sore hari saja orang tidak berani melintas daerah ini karena jalannya sepi juga gelap , Alhamdulillah sejak kios ini di bangun banyak orang yang melintasi jalan ini hingga dua puluh empat jam dengan rasa aman. Di samping itu tidak lagi terdengar kasus kehilangan kendaraan roda dua yang di parkir pada halaman masjid Nurussalam, tambah Rahmat yang juga ketua DPC PWRI kota Depok sekaligus sebagai aktifis pelestari Situs sejarah makam Mbah Raden Wujud Beji ini.

Ketika awak media mengkonfirmasikan terkait biaya pungutan kepadak para pedagang, menurut Diniyah (40thn) dan para pedagang dilokasi menjelaskan,” yang berjualan disini rata rata orang sini, sejak tahun 2007 sampai saat ini kita tidak dipungut biaya oleh bang Budi walaupun beliau sebagai pendiri dan pembina kami, bahkan kalau beliau ngopi atau makan saja selalu membayar, kalau ada bahasa miring yang mengatakan bang Rahmat atau bang Budi menerima upeti dari kami itu adalah bohong , itu bahasa orang yang syirik dan fitnah, jelasnya.

 

Menanggapi hal tersebut Rahmat Budianto dilokasi mengatakan, ” Alhamdulilah saya sepeserpun tidak pernah meminta, ini saya lakukan dengan niat ibadah dan bisa dibuktikan, anda bisa bertanya langsung kepada para pedagang apakah saya minta jatah atau upeti kepada para pedagang, silahkan tanyakan langsung , dan saya tegaskan bahwa tidak sama sekali , tidak ada itu yang namanya jatah apalagi upeti, namun jika ada yang mengatakan saya meminta upeti atau jatah kepada para pedagang tanpa bukti menurut saya itu adalah Fitnah dan mencemarkan nama baik saya, pastinya guna menjaga nama baik akan kami laporkan kepada yang berwajib sebagai tindakan fitnah dan pencemaran nama baik kami, tegas Rahmat.(Bujay/red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *