Puncak acara Hari pers Nasional
dihadiri oleh Bapak Presiden RI, Pimpinan Lembaga Negara, Partai Politik, Pimpinan Industri pers, perwakilan duta besar, insan dan media pers, dan kehumasan kementerian dan pemda Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2017, di Lapangan Tahitu, Kota Ambon, Maluku, Rabu (9/2)
Bambang Margiono, Ketua PWI dalam laporan pertanggungjawabannya menyampaikan ironi pers dan jurnalisme saat ini yang menghadapi hegemoni ekonomi dalam perusahaan pers, pe-er besar independensi pers, pelanggaran kode etik, dan sebagian besar pemimpin perusahaan media juga merupakan pimpinan parpol. Permasalahan tersebut harus dihadapi bersama-sama dan perlu adanya dukungan pemerintah dan pimpinan media untuk mendukung dan meningkatkan kualitas jurnalis dan pers.
Selanjutnya Said Assegaf, Gubernur Maluku memberikan sambutan bahwa tema yang diusung dalam HPN 2017 saat ini adalah “Pers dan Rakyat Maluku Bangkit dari Laut” memiliki makna bahwa semangat kebangkitan melalui poros maritin sejalan dengan Nawacita Presiden. Paradigma pembangunan manusia dan ekonomi harus bersumber dari kebangkitan kelautan dan kemaritiman Indonesia.
Pada kesempatan selanjutnya, Yosep Adi Prasetya, Ketua Dewan Pers, mengumumkan saat ini telah ada 77 perusahaan media yang telah mendapatkan verifikasi, dan menganugerahkan penghargaan jurnalisme kepeloporan kepada media dan insan pers yang selama ini telah menunjukkan visi dan misinya, kegigihan, konsistensi, dan kreatifitasnya, yaitu: 1) Budiono Darsono (pelopor media cyber/online jurnalisme), 2) Andi F. Noya (pelopor talkshow inspiratif filantrophy), 3) Ilham Bintang (pelopor jurnalisme infotainment), 4) Karni Ilyas (pelopor talkshow berita), 5) Peter F. Gontha (pelopor berita televisi), 6) Harian Kompas (Humanisme Kebangsaan), 7) Femina (pelopor majalah wanita), 8) Tempo (pelopor jurnalisme investigasi), dan 9) Radio Suara Surabaya (pelopor jurnalisme warga).
Pada puncak kegiatan, Bapak Presiden Jokowi memberikan perhatian yang sangat besar atas kegandrungan masyarakat saat ini terhadap media sosial. Media mainstream yang tidak bisa beradaptasi dengan cepat akan berguguran. Fenomena banyakanya berita bohong atau hoax di media sosial tidak bisa dihindarkan. Untuk media maintream masih bisa dilakukan komunikasi dengan pengelola, namun untuk medsos tidak bisa dilakukan hal yang sama.
Presiden mengapresiai Dewan Pers yg telah melakukan upaya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pers melalui verifikasi dan sertifikasi kepada perusahaan pers/media yang membawa kebenaran yang faktual, obyektif, dan disiplin.
Di akhir sambutannya, Presiden juga menghimbau agar semua insan pers dan pemerintah bersama-sama menangkal hoax, berita fitnah, dan berita yang memecah belah, serta harapan untuk terus memperteguh komitmen indonesia yang harmoni dan menjadikan ekonomi yang merata di seluruh Indonesia. Presiden yakin Indonesia dapat menahan segala ujian dan tantangan yang menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang unggul di segala bidang.
Pada kesempatan tersebut, juga telah ditandatangai MoU antara Ketua Dewan Pers dengan Panglima TNI dan Kapolri mengenai perlindungan terhadap wartawan atas penanganan dugaan berita tidak benar.(HD Imot/RBY)