TRADISI MANDI KELILING MALAM 14 MAULUD Berlangsung Turun Temurun di Situs Sumur Tujuh Sejak Jaman Dahulu

Maqom Petilasan Mbah Raden Wujud Beji , terletak di area pemakaman warga Keramat Beji. Situs Sumur Tujuh Pusat berada diarea Masjid Nurussalam berjumlah 3 sumur, yaitu sumur ke 5, 6, sumur ke 7.

DEPOK , sumberlima.com- Malam 14 bulan maulud maksudnya malam bulan Purnama tanggal empat belas pada bulan Maulud perhitungan pada tanggal secara Islam atau Hijriah. Pada setiap malam purnama empat belas bulan maulud, di situs sumur tujuh beringin kurung depok ,di pergunakan oleh masyarakat setempat dan masyarakat dari luar daerah depok, untuk melakukan ritual mensucikan diri , tradisi yang diadakan di Situs Sejarah Sumur Tujuh Beringin Kurung Depok tersebut berlangsung secara turun temurun sejak jaman dahulu.

Pada malam bulan purnama tanggal empat belas , malam bulan maulud di situs sumur tujuh tersebut dilaksanakan ritual napak tilas dari perjuangan para pendiri kampung Depok keramat Beji Sumur Tujuh Beringin Kurung, sebagai tradisi peninggalan budaya dari penyebar agama islam di wilayah Depok dan sekitarnya khususnya di Beji.

Menurut riwayat “Presiden pertama RI Ir Soekarno pernah datang berjiarah dan mandi di sumur tujuh beringin kurung depok ,serta melakukan ritual bersemedi mengasingkan diri” agar mencapai kesempurnaan kejayaan untuk bangsa Indonesi.

Acara ritual pada malam 14 maulud di lakukan sekitar pukul 00.00 dinihari sampai dengan pukul 2.00wib, para pejiarah yang datang berkunjung di situs sejarah kampung beji sumur tujuh beringin kurung depok, di haruskan mandi keliling sumur tujuh dengan di dampingi atau diantar oleh juru kunci.

Usai melaksanakan ritual mandi keliling disumur tujuh para pejiarah di persilahkan masuk pada ruang Ukup” (ruangan tempat berdo’a,red) atau tempat melakukan usul (Wushul) satu persatu atau secara rombongan bergantian.

Menurut mbah Marto (67tahun) pewaris juru kunci generasi ke delapan ,setelah bapak Nakin (juru kunci ke tujuh),kepada awak media sumberlima.com dilokasi mengatakan, “Saya hanya menjalankan ke wajiban amanat dari para orang tua dan leluhur kampung beji, jika mengambil riwayat perjalanannya di awali pada malam tanggal dua belas bulan maulud dimulai dari Cirebon malam tiga belas di Banten dan malam empat belas purnama  di Depok keramat beji sumur tujuh beringin kurung, Ucap mbah Marto Jum’at (3/02/2017).

Menurut PITUAH (kata yang mengandung Nasehat.red) Mbah Raden Wujud Beji, yang ditulis dan di tempelkan pada dinding pendopo ruang pusaka,”Di Wetan mencari Derajat, di Kulon mencari Ilmu, di Depok mencari milik, rejeki jodoh, dan wujudnya (adanya) di kampung beji keramat beji Mbah Raden Wujud Beji.

“Wasiat yang mengandung arti dan makna yang sangat dalam, Nasehat dan pesan mbah Raden Wujud Beji kepada anak cucunya disampaikan kepada juru kunci ke tujuh, bapak Nakin (Almarhum) saat ini tulisan berupa pesan tersebut masih menempel pada dinding pintu masuk ruang pusaka atau pendopo.

Inilah “Wasiatnya Mbah Raden Wujud Beji yang terkenal dan masyur hingga keseluruh nusantara,”..

Kebanyakan manusia yang di cari Hasil melulu, hasil mah jangan kita kejar terus.

“Manusia mana ada cukupnya, kalau manusia ada cukupnya dunia ada batasnya.

Apabila kita mengejar dunia sama juga kita mengejar diri sendiri.

Makanya sebelum kita mencari Hasil , Asal dulu , tidak mungkin kita mencari Asal tak mendapat Hasil.

Manusia sekalipun salah, Benar saja kadang masih di salahkan orang ,
Yang penting kita jangan panatik
Jangan sombong.

Malam empat belas bulan maulud biasanya pejiarah datang dari berbagai wilayah ada yang bermalam sambil berpuasa, ada juga yang langsung kembali ke daerah asalnya masing masing dengan mengharap barokah dan Ridho dari Allah SWT.

Penulis : Rahmat Budianto

sumberlima.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *